Search Article

Jumat, 01 Juli 2011

Memahami Lensa & Cara Kerjanya


Dalam bidang fotografi, lensa merupakan elemen vital dari kamera yang berfungsi memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (sensor atau film pada kamera analog). Terdiri atas beberapa elemen lensa yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda. Di bagian luar lensa fotografi pada umumnya ditempatkan tiga cincin pengatur, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.

Focal length lensa paling normal berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk kamera film berukuran 35 mm (full frame). Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia. Untuk memudahkan konsumen membayangkan bagaimana sudut gambar yang bisa dihasilkan, produsen biasanya menyertakan bilangan ekuivalen jika dibandingkan dengan kamera 35mm.

Terdapat 2 jenis panjang fokal lensa pada kamera digital: lensa tetap (fixed length) yang hanya memiliki satu focal length, dan lensa zoom yang memiliki mekanisme yang memungkinkan panjang fokusnya berubah-ubah. Panjang fokal yang bisa berubah-ubah ini bisa diperoleh dengan menggunakan susunan lensa yang rumit. Pada kamera digital kelas konsumer, perubahan susunan lensa ini digerakkan oleh motor. Sedangkan pada kamera DSLR yang digunakan profesional, BISA digerakkan secara manual.

Lensa dengan fokus yang pendek sering disebut lensa lebar (wide lens), digunakan untuk pemotretan obyek yang luas. Lensa jenis ini biasanya mempunyai lebar fokusnya 16-24mm atau mungkin lebih lebar lagi seperti 10-20mm. Lensa ini cocok untuk mengambil gambar pemandangan.

Kebalikannya untuk keperluan pengambilan gambar dengan jarak yang lebih jauh diperlukan lensa dengan focal length panjang (telephoto lens). Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasikan prespektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini biasanya berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.

Susunan lensa ini akan memakan tempat yang cukup besar, oleh karena itu kamera digital dengan lensa zoom pada umumnya memiliki lensa yang menjulur kedepan. Semakin besar focal-length terbesarnya, semakin panjang pula moncong lensa. Moncong ini semakin panjang lagi jika kamera memiliki feature ‘Optical Image stabilizer’, dimana terdapat lensa tambahan yang dirancang untuk mengurangi efek akibat goncangan. Biasanya lensa dengan fasilitas ini diberi tambahan kode IS (pada EOS) atau VR (pada Nikon)

Bisanya fotografer menggunakan lensa sesuai dengan kebutuhannya. Bila ingin memotret benda atau objek yang dekat, atau memotret pemandangan, biasanya mereka menggunakan lensa normal atau lensa dengan sudut lebar. Namun bila fotografer ingin mengabadikan sebuah moment tertentu dengan jarak yang jauh, biasanya mereka menggunakan lensa tele. Dengan demikian, mereka tak perlu repot untuk membidik objek, dan kerja mereka akan semakin mudah.

Selain lensa normal dan lensa tele, ada juga jenis lensa lainnya yang biasa disebut dengan lensa variasi atau lensa special (special lense). Biasanya lensa ini digunakan untuk keperluan tertentu. Contohnya fish eye lens (lensa mata ikan - 180 derajat).

Bila fotografer ingin mengambil objek dengan ukuran kecil atau pemotretan berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke objek), umumnya lensa yang dipakai adalah lensa makro. Lensa ini biasanya juga dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll. (berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Get Money from Internet

Free SEO Tools